Karagenan yang terdiri atas : Kappa : 25-30%, Iota : 28-35% dan lambda : 32 –39%, tergantung kandungan ester sulfatnya. Hidrolisis K- dan i-karagenan dengan asam memakai : asam sulfat dan asam khlorida encer. Juga asam oksalat. Hasil hidrolisis karagenan secara asam tergantung jenis, konsentrasi asam, suhu, lama reaksi dan sejenisnya. Seperti yang diungkap oleh : J. Weigh and W. Yaphe, Canadian Journal of Microbiology, 12, 939-947 (1965). Seperti juga pada hidrolisis pati oleh asam. Mekanisme hidrolisis berlangsung secara acak. Pada hidrolisis pati secara asam menghasilkan glukosa, maltosa dan oligosakarida lainnya tergantung DP (degree of polimerisationnya). Demikian pula hidrolisis karagenan oleh asam. Jadi hasil hidrolisis karagenan secaraasam menghasilkan oligosakarida berbasis molekul monomer galaktosa dengan DP 2 – 20. Ukuran molekul oligosakarida dari hidrolisis karagenan > 20 DP dan kotoran lainnya bisa dihilangkan dengan cara sentrifugasi, filtrasi dan pengaturan pH. Sampai diperoleh DP 2 – 20 yang diinginkan. Proses pengolahan berikutnya adalah: pemurnian oligosakarida dengan dekolorisasi (karbon aktif), penghilangan garam dengan kolom penukar ion, pemurnian fraksinasi dengan membrane atau gel filtrasi kromatografi kolom. Hasilnya adalah sirup kental dengan kadar oligosakarida 7-75% b/b. Sirup ini kemudian dikristalkan dengan cara: pengering beku, pengering semprot, drum drying atau kristalisasi dan sejenisnya. kristal gula dari hidrolisis karagenan ini, sifatnya seperti: kristal glukosa, sukrosa dan gula kristal lainnya. Produk kristal gula karagenan, apabila dipakai sebagai ingredients/komponen pangan, TENTU daya awet makanan tsb akan jauh lebih lama. Why????? karena mikroba pembusuk tidak memiliki sistem ensim yang mampu memecah gula/oligosakarida karagenan. Bagaimana pendapat anda. Tulisan berikut….. memuat HIDROLISIS KARAGENAN SECARA ENZIMATIS. Tunggu tanggal terbitnya…
Leave a Reply